blog_img1

Tokoh Madura Bahas Pembangunan Madura di UTM

Bangkalan (Antara Jatim) - Para Tokoh Madura yang ada di perantauan akan menggelar silaturrahmi nasional (Silatnas) dan Kongres Madura guna membahas masa depan pembangunan di Pulau Garam Madura itu di kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu (25/7).

Tokoh perantau Madura yang mudik ke kampung halamannya pada Lebaran 1436 Hijriah kali ini, sengaja memanfaatkan momentum itu, sebagai wujud komitmen akan kemajuan pembangunan dan masa depan Madura.

"Para tokoh yang akan berkumpul membahas masa pembangunan Madura ini dari berbagai kalangan, baik akademisi, praktisi dan ulama Madura," kata Ketua Ikatan Keluarga Madura (Ikama) Haji Rawi di Bangkalan, Rabu.

Sejumlah tokoh Madura yang diundang hadir dalam acara Silatnas dan Kongres Madura di kampus UTM Bangkalan itu, antara lain anggota BPK RI Achsanul Qosasi, Mantan Ketua MK Dr Machfud MD dan pengurus Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra) Dr KH Nuruddin A Rahman, serta perwakilan organisasi kemasyarakatan, dan organisasi keagamaan yang ada di Pulau Garam Madura.

Juru bicara tokoh muda Madura dari Himpunan Generasi Muda Madura (Higemura) Muchlis Ali menyatakan, para tokoh perantauan asal Madura dan tokoh Madura yang tinggal di Pulau Garam Madura ini berkomitmen untuk menyatukan visi dan misi terkait masa depan dan pembangunan di Pulau Garam itu, karena beberapa pertimbangan.

Pertama, karena Madura sebenarnya memiliki potensi kekayaan alam yang cukup memadai, akan tetapi belum dikelola secara maksimal, terutama migas, sehingga kekayaan alam yang ada belum dirasakan oleh masyarakat Madura.

Kedua, kedepan pembangunan Madura harus dilakukan secara terintegratif, antara Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.

"Kan yang selama ini terjadi, terkesan bahwa kebijakan masing-masing kabupaten di Pulau Madura, berjalan sendiri-sendiri. Makanya dalam Silatnas dan Kongres Madura di UTM itu nanti, kami berupaya memadukan atau mengintegrasikan kepentingan pembangunan di empat kabupaten yang ada di Madura ini," kata Muhlis Ali yang juga Ketua Umum Higemura itu.

Ia mengatakan, fokus pembangunan yang harus dilakukan di Madura kedepan adalah membenahi infrasturktur Madura dan sumber daya manusia (SDM) masyarakat Madura.

"Yang juga tidak kalah pentingnya adalah menjaga 'trade mark' Madura sebagai pulau yang masyarakatnya Islami," kata mantan Ketua Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) ini menjelaskan.

Untuk mencapai cita ideal dalam "trade mark" sebagai masyarakat Islami dan "Madurawi" itu, sambung aktivis asal Bangkalan ini, memang perlu adanya komitmen kemandirian masyarakat Madura dalam mengelola kekayaan alam yang ada di Pulau Madura.

Hal itu bisa dilakukan apabila Madura bisa membentuk provinsi tersendiri, terpisah dari Jawa Timur, yakni Provinsi Madura.

"Nah, pembentukan Provinsi Madura sebagai 'ultimate gool' dari Silatnas dan Kongres Madura juga akan menjadi agenda pembahasan dalam pertemuan yang ada digelar di UTM Bangkalan itu," katanya menjelaskan.
 


Sumber:http://www.antarajatim.com/lihat/berita/161201/tokoh-madura-bahas-pembangunan-madura-di-utm?utm_source=topnews&utm_medium=home&utm_campaign=news (Adi)