blog_img1

Kisah Luzniki dan Gelora Bung Karno

 

Bangsa Rusia berasal dari Bangsa Tsar, atau Tar-tar. Bangsa Tsar sangat menyukai seni, sehingga di Rusia banyak sekali seniman dan banyak patung-patung seni. Rusia mempunyai banyak penulis, komposer musik, opera dengan gedung-gedung seni untuk teater yang megah dan anggun.
 
Simbol Rusia dan kota Moskow adalah Lapangan Merah Kremlin. Istana Kremlin merupakan istana raja yang megah dengan luas mencapai 28 hektare. Sebuah ikon sejarah sekaligus kebudayaan yang menjadi kebanggaan Rusia.
 
Istana ini dibangun abad ke 15 oleh Raja Ivan ‘The Terrible’, melalui arsitek dari Italia, karena isteri Raja Ivan berasal dari Italia.
 
Julukan kepada Sang Raja ‘Terrible’ (pembuat masalah), karena Raja Ivan merupakan raja yang dhalim dan sering menyiksa rakyatnya.
 
Oleh karenanya di Kota Saint Petersbug ada patung Raja Ivan yang dibuat dengan manusia berkepala kecil dan berbadan besar. Ini mengartikan bahwa Raja Ivan memerintah tidak dengan kepala (otak), tapi lebih mengandalkan power kekuasaan.
 
Lapangan Merah diberi nama sejak abad ke 17, karena direnovasi yang berasal dari batu merah. Sejak menerapkan Glasnot dan Prestroika, Rusia mulai membuka diri. Gedung KGB yang cukup angker saat ini berubah menjadi kantor pemerintahan biasa.
 
Ditengah kota Moskow terdapat stadion sepakbola ‘Luzniki Stadium’, yang mirip sekali dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan.
 
Rupanya ada kaitan yang erat antara Stadion Luzniki dengan Stadion GBK. Bahwa di Th 1960 saat Presiden Soekarno berkunjung ke Moskow, ditengah pertemuan dengan Presiden Kurschev, Presiden Soekarno meminta agar Rusia juga membuat stadion serupa di Indonesia.
 
Kedekatan Indonesia-Rusia sudah menjadi perhatian dunia saat itu, sehingga Rusia dengan mudah menyetujui permohonan Soekarno dan mengirim arsitek serta sumbangan dana untuk membangun Stadion Utama Senayan, yang kemudian digunakan saat ‘Ganefo’, yang merupakan cikal bakal Asian Games saat ini.
 
Seorang pemimpin yang visioner yang bermanfaat untuk rakyatnya hingga saat ini. Banyak Gedung-gedung di Indonesia yang dibangun mirip dengan bangunan-bangunan di Rusia. Kedekatan para pemimpin dunia memang mempengaruhi cara dan gaya kepemimpinan masing-masing.
 
Perbedaannya terletak pada konsistensi perawatan dan keseriusan melanjutkan visi yang dimiliki. Rusia masih terus menjaga wilayah pelayanan dan area publik, dengan tetap mempertahankan taman dan area olahraga, tanpa ada pembangunan komersial disekitarnya, Bagaimana dengan kita? Salam Madura Bersatu.. Wassalam. (*)
 

Sumber:http://korankabar.com/kisah-luzniki-dan-gelora-bung-karno/ (Adi)