blog_img1

Membangun Bola Lewat Madura

 

Oleh Syafrudin Budiman, SIP (Pemerhati Sosial Politik dan Media)

 

Achsanul Qosasi itulah nama panjang Manager Persepam Madura United atau yang biasa disingkat PMU. Sejak kecil pria kelahiran Sumenep, 10 Januari 1966 ini biasanya dipanggil Sanul. Masa kanak-kanak Sanul dilalui bersama teman-temannya dengan bermain bola, berenang di sungai dan permainan-permainan lainnya.

 

Masa kecilnya itu dilalui di Desa Daramista, sebuah desa dimana ia dibesarkan sampai SMP, sebelum ia menyelesaikan SMA dan Perguruan Tinggi di Jakarta. Namun hari ini Achsanul Qosasi tidak bermain bola lagi dilapangan seperti masa kecilnya. Saat ini dirinya memimpin sebuah Klub Sepakbola Profesional Persepam Madura United (PMU) di tangga Divisi Utama PT Liga Indonesia.

 

“Saya dulu bermimpi menjadi pemain bola yang hebat, akan tetapi saya malah terjun ke dunia politik menjadi politisi,” kata Achsanul Qosasi yang saat ini menjadi anggota DPR RI Dapil XI Madura Jawa Timur dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR RI (Bidang Keuangan dan Perbankan).

 

Tetapi hobbi kecilnya ini tak pernah lepas dari perjalanan hidupnya yang bergelut dengan hiruk pikuk politik nasional. Achsanul Qosasi pernah menjadi Bendahara Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dijaman kepemimpinan Nurdin Halid sekaligus merangkap Deputi Sekjen Bidang Keuangan.

 

Karirnya di sepakbola berawal sebagai pendiri PS Merpati di Petukangan Selatan, Achsanul Qosasi masuk sebagai pengurus Persija selatan (PSJS). Kemudian sejak tahun 2001 dirinya diberi amanah menjadi Ketua Umum Persija Selatan hingga saat ini.

 

Bahkan, putera KH. Baha’udin Mudhary (alm), ahli Metafisika, dan seorang Ulama Besar Madura ini pernah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI 2010-2015. Ia bersaing dengan Ketua Umum terpilih Johar Arifin dan sayang dirinya kalah dalam pemilihan. Tetapi beberapa pengamat mengatakan, bisa masuk pencalonan saja sangatlah sulit apalagi terpilih jadi ketua umum.

 

Dalam pencalonannya sebagai Ketua Umum PSSI ia melemparkan banyak isu dan mengajukan program perbaikan sepakbola nasional yang semakin terpuruk saat ini. Achsanul Qosasi menyatakan bahwa program dirinya adalah mempertahankan pembinaan berjenjang.

“Program pembinaan berjenjang ini bagus dan harus dipertahankan. Program pembinaan itu adalah mulai dari U-18 U-19, U-20, hingga U-21,” kata Achsanul Qosasi menjelang pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2010-2015.

Namun kata suami dari Retno Suryandari ini menjelaskan bahwa, untuk menciptakan calon bintang sepakbola, program pembinaan tersebut harus diasah dalam satu wadah, berupa kompetisi yang bergulir secara berkesinambungan. Mengingat kompetisi usia muda akan meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dan dalam upaya mengasah dan meningkatkan kemampuan para bibit muda.

 

Ditambahkan Achsanul, ada lima hal yang harus dipahami seseorang yang ingin memimpin sepakbola. Ada waktunya dia harus menjadi club organizer, talent scouter, eventorganizer, lobbyer, dan fund raiser. Mengurus sepakbola katanya, tidak hanya bertugas mencetak pemain.

 

“Sebagai club organizer dia harus mampu me-manage anggota manajemen. Sebagai talent scouter, dia tinggal mencari bibit-bibit yang ada di klub yang ada di provinsi, di pengcab-pengcab. Semua pemain itu disiapkan teman-teman kita yang berdarah-darah dalam mencetak pemain.” Urainya.

Usai gagal terpilih menjadi Ketua Umum PSSI tak pernah menyurutkan dirinya menggeluti dunia sepakbola yang sudah dicintainya sejak kecil. Bertepatan lolosnya Persepam (Persatuan Sepakbola Pamekasan) ke Divisi Utama PT. Liga Indonesia 2010-2011. Achsanul Qosasi malah didaulat dan ditunjuk oleh pengurus menjadi Manajer Persepam.

 

Achsanul Qosasi waktu itu siap menerima tawaran Pengcab PSSI Pamekasan sebagai Manager, asal nama Persepam ditambahi dengan dua kata “Madura dan United”. Sehingga nama klub kebanggaan Kabupaten Pamekasan ini menjadi Persepam Madura United (P-MU).

 

Alasannya jika Persepam berubah nama menjadi Persepam Madura United tentu akan membawa animo bagi sepakbola Madura di kancah nasional. Kata Madura United tidak menjadi sempit sehingga dukungan luas terhadap PMU cepat menggelora.

 

Galang Dukungan Supporter Fanatik

Tanpa banyak pikir KH.Kholilurrahaman, Ketua Umum Pengcab PSSI Kabupaten Pamekasan yang sekaligus Bupati Kabupaten Pamekasan menerima syarat yang diajukan tokoh sepakbola ini. Setelah melalui rapat anggota dan musyawarah bersama pengurus Persepam, Achsanul Qosasi ditunjuk sebagai Manager.

 

Setelah ditunjuk oleh KH. Kholilurrahman Achsanul Qosasi langsung bergerak cepat. Ia langsung menata Manajemen dan mengurus pendirian PT. Pojur Madura United sebagai syarat menjadi peserta Divisi Utama. Selain itu ia melakukan seleksi pemain dan merangkul media lokal Radar Madura yang dipimpin Cholili Ilyas untuk bersinergi terkait kebesaran PMU.

 

Berhasil dan mampu merangkul media Radar Madura yang setiap hari memuat berita dan tulisan tentang PMU. Achsanul Qosasi langsung menemui beberapa simpul supporter dan melakukan konsilidasi pertemuan supporter. Pertemuan dengan supporter pertama kali yaitu di kantor Radar Madura di Bangkalan.

 

Dimana saat itu juga ia menemui Saudara Jimhur dan Mimid punggawa dan korlap K-Conk Mania Bangkalan. Bahkan dirinya sempat mendatangi markas K-Conk Mania untuk silaturrahim dan mengecek persiapan supporter.

 

“Ayo bang Sanul datang ke markas kami sebentar saja. K-Conk Mania akan memberikan yang terbaik untuk PMU,” kata K-Conk Mimid kepada Manager PMU waktu itu.

 

Selanjutnya tetap dalam rangka penguatan dukungan terhadap PMU, Achsanul Qosasi melakukan konsilidasi dan pertemuan supporter se-Madura di Kabupaten Sampang. Acara ini berlangsung sukses dan mendapatkan simpati dari klub-klub sepakbola berbasis lokal di Madura.

 

“Tugas saya ini tidak mudah. Saya harus pulang pergi Jakarta-Madura dan harus pintar-pintar membagi waktu antara tugas di parlemen dan PMU,” terang Achsanul Qosasi penuh semangat.

 

Mantan anggota Panja Century ini juga memimpin seleksi tim PMU demi memperoleh pemain-pemain yang handal dan memiliki skill yang tinggi. Seleksi pertama dilangsungkan pada 28 September 2012, sejumlah bintang nasional dan lokal Madura mengikuti seleksi. Selain itu PMU juga mendatangkan beberapa pemain asing dan para pemain diminta menunjukkan kemampuannya untuk bisa masuk tim kebanggaan warga Madura ini.

 

Usai seleksi Achsanul Qosasi tak mau berlama-lama ia langsung menggelar Soft Lauching dan Grand Launching PMU. Kedua acara itu dilaksanakan di areal pendopo Agung Kabupaten Pamekasan.

Tampak yang hadir saat Grand Launching beberapa komunitas supporter yang sudah solid.

 

Diantaranya, K-Conk Mania (Bangkalan), Peccot Mania (Sumenep), Taretania (Pamekasan), La Nyalla Mania (Pamekasan dan Sakera Mania (Sampang). Terlihat juga Kompak Mania (Pamekasan), Carok Mania (Pamekasan) dan beberapa komunitas supporter lainnya.

 

Setelah Grand Launching dan sambil berjalan PMU langsung melakukan ujicoba dengan tim-tim di empat Kabupaten di Madura. Saat ujicoba dengan Sumenep Selection, PMU menang 3-0 dan dengan Pantura Pamekasan Selection, PMU menang 5-0. Selain itu dengan Sampang Selection, PMU menang 4-0 dan dengan Bangkalan Selection PMU menang 3-1.

 

Bahkan PMU sempat melakukan ujicoba dengan Persid Jember PMU ditahan 0-0, dengan Persekam Metro FC Malang, PMU menang 3-0 dan meraih kemenangan saat ujicoba dengan beberapa klub di Surabaya.

 

Bola dan Perputaran Ekonomi

Setiap pertandingan ujicoba animo dan atmosfer penonton cukup menggelora, ribuan supporter selalu hadir saat Persepam Madura United (PMU) bertanding. Di tangan pelatih muda Winedy Purwito, PMU menjadi salah satu tim favorit Divisi Utama. Dimana siap tampil kelas Indonesia Super League (ISL) bersama Barito Putera FC Banjarmasin, Sumbawa Barat FC dan Perseru Serui Papua.

 

“Lihat saja pertandingan selalu rame, orang jualan menjadi laris dan sopir angkutan rame penumpang. Ini menujukkan ekonomi masyarakat Madura terbantu dengan adanya sepakbola profesional,” ucap Achsanul Qosasi menunjukkan kegembiraan.

 

Memang setiap laga ujicoba saja ribuan penonton menghadiri stadion untuk melihat tim kebanggaannya bertanding. Disela-sela histeris dan teriakan penonton, tampak lalu lalang penjual kaos dan atribut PMU, penjual minuman dan makanan, dan beberapa pedagang kaki lima lainnya.

Kegiatan ekonomi ini berlanjut ketika PMU memasuki pertandingan Divisi Utama PT Liga Indonesia.

 

Tercatat sampai saat ini sudah 6 kali pertandingan di kandang dan terlihat peningkatan supporter dari pada saat PMU ujicoba. Dalam setiap pertandingan kandang rata-rata ditonton oleh 12 ribu orang dan bahkan lebih.

 

Diantara laga yang sudah berlangsung yaitu antara PMU Vs Persid Jember (2-1), PMU Vs Persekam Metro FC (0-0) dan PMU Vs PSBK Blitar (1-1). Selanjutnya pertandingan PMU Vs Barito Putra (2-1), PMU Vs Perssin Sinjai (3-1) dan PMU Vs Persigo Gorontalo (1-0). Semua pertandingan ini dilaksanakan di Stadion Gelora Bangkalan kecuali pertandingan PMU saat melawan Persekam Metro FC digelar di Stadion Ahmad Yani Sumenep.

 

Rencananya akan ada empat laga kandang dan satu laga tandang yang akan digelar dari sisa kompetisi Divisi Utama. Diantaranya, PMU akan menjamu PSMP Mojokerto, Sumbawa Barat FC, Perseru Serui Papua dan PSBK Biak Papua. Sementara untuk tandang menyisakan satu pertandingan melawan Persid Jember.

 

Kata Achsanul Qosasi, disetiap sisa laga ini nantinya akan berdampak terjadinya perputaran ekonomi di tengah-tengah masyarakat. Kalau distribusi ekonomi berjalan lancar, khususnya ekonomi menengah kebawah. Maka tidak mungkin akan membawa kemajuan ekonomi Madura.

 

“Saya sudah memberikan peluang ini kepada masyarakat Madura. Jadi manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Doakan saja PMU bisa menembus kelas yang lebih tinggi yaitu Indonesia Super League (ISL),” ujar pria yang dekat Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ini.

 

Impikan PMU Tembus Tangga ISL

Seorang Supporter pernah mengutarakan isi hatinya kepada Achsanul Qosasi setelah Persepam Madura United (PMU) bisa memasuki sepakbola profesional Divisi Utama PT Liga Indonesia. Orang tersebut dengan terharu dan menitikkan air mata di depan Manager PMU.

 

“Saya adalah penggemar sepakbola dan dari dulu saya tahu bola kelas nasional lewat televisi saja. Itupun isi hati kami paling dalam hanya mendukung Persebaya atau Arema, karena sama-sama dari Jawa Timur,” katanya sambil menangis di depan Achsanul Qosasi.

 

“Dulu jangankan bermimpi ada klub sepakbola profesional di Madura, terbesit saja dalam pikiran kami tidak ada. Jadi saya menilai Bapak Achsanul bukan hanya seorang pemimpi, akan tetapi Bapak adalah pewujud mimpi,” terang orang tersebut memuji Achsanul Qosasi.

 

PMU sebagai klub profesional juga tercatat sudah dua kali disiarkan langsung oleh televisi nasional ANTV. Tentu hal ini juga membangkitkan emosi penonton asal Madura yang berada di seluruh pelosok negeri ini. Semangat identitas ke-Maduraan akan muncul apabila bicara Madura dan tidak hanya bicara satu pulau atau satu area saja.

 

“Saya di kantor DPR RI kedatangan tamu orang-orang Madura yang tinggal di Tanjung Priok Jakarta Utara. Mereka meminta kepada saya supaya PMU kalau bisa main di Jakarta. Semua orang Madura siap datang mendukung PMU,” kata Achsanul Qosasi terharu mendengar permintaan tersebut.

 

PMU Menaiki tangga ISL tidaklah mudah begitu saja, rintangan dan halangan selalu berbicara lain. Tidak hanya menyangkut soliditas manajemen dan pemain, tetapi bicara permainanan yang sering dicurangi wasit dan teror saat pertandingan.

 

Oleh karena itu disetiap pemain dan manajemen harus kompak agar bisa sinergi demi meraih poin dan kemenangan. Syarat ini untuk bisa tembus ISL PMU minimal harus masuk di empat besar urutan klasemen akhir.

 

Sementara dari sembilan kali tandang tercatat PMU hanya bisa meraih dua kemenangan, yaitu saat PMU Vs Perseru Serui Papua (3-1) dan PMU Vs Perssin Sinjai (3-0). Itupun dalam laga lawan Perssin Sinjai PMU menang lewat keputusan komisi disiplin PT Liga Indonesia. Mengingat Perssin telah melakukan kecurangan saat menerima PMU di kandangnya.

 

Sedangkan laga tandang lainnya PMU hanya mampu meraih empat kali kekalahan dan tiga kali seri. Diantaranya PMU kalah saat lawan PSBK Biak Papua (1-0), Persigo Gorontalo (2-1), Barito Putra Banjarmasin (3-0) dan PMU juga kalah saat melawan PSBK Blitar (2-0) Sedangkan PMU mengalami seri saat lawan PSMP Mojokerto (0-0), Sumbawa Barat FC (1-1) dan Persekam Metro FC (0-0)

 

Tercatat juga dari enam kali kandang PMU hanya menang empat kali dan seri dua kali. Walau tak pernah kalah dikandang, PMU harus bisa meraih kemenangan di empat sisa pertandingan kandang dan satu kali pertandingan tandang.

 

“Tidak mudah tembus empat besar ISL akan tetapi PMU optimis bisa merebut seluruh poin dari lima sisa pertandingan,” pungkas mantan Direktur PT Garuda Tani Nusantara (Gatara) Indonesia ini.

 

Jika dilihat dari keinginan dan cita-cita Achsanul Qosasi membesarkan dan membangun sepakbola Madura sungguh tidak diragukan lagi. Apalagi cita-cita tersebut langsung menargetkan PMU masuk ISL. Sebuah klub yang profesional dengan memiliki dukungan sponsor dan supporter yang fanatik.

 

Bagaimanapun langkah Achsanul Qosasi sudah tercatat dalam sejarah sepakbola Madura untuk memajukan Madura lewat sepakbola. Niat tulusnya tersebut akan mempengaruhi pola pikir masyarakat Madura yang selama ini merasa rendah diri dan keki. Achsanul Qosasi tentu ingin merubah pola pikir tersebut menjadi pola tindakan nyata, bahwa orang Madura juga bisa.

 

“Kebanggaan dan kebangsaan akan identitas Madura adalah merupakan kebanggaan dan kebangsaan Indonesia,” kata Achsanul Qosasi dihadapan para peserta Seminar Nasional Tentang Empat Pilar Kebangsaan Indonesia di Pamekasan, April 2012 lalu.

 

Semoga cita-cita dan keinginan beliau untuk masuk ISL bisa tercapai dengan dukungan seluruh masyarakat Madura dan empat Bupati se-Madura. Semua dukungan dan loyalitas tanpa batas tersebut akan mewujudkan mimpi-mimpi laskar sape kerap ini menaiki tangga ISL. Salam Olahraga. (*)

Foto: Album Syafrudin Budiman