blog_img1

Dilema Kepemimpinan Wasit

SEMENTARA itu, setiap laga tandang, P-MU sepertinya selalu menerima perlakuan kurang menguntungkan dari perangkat pertandingan. Utamanya, dari wasit yang memimpin pertandingan. Polemik seputar alasan yang oleh beberapa pihak dinilai pembenar dari derita kekalahan teknis P-MU tersebut terus menggelinding.

Beberapa pihak tak menampik itu terjadi. Salah satunya disampaikan Sunardi, suporter P-MU asal Desa Patemon, Kec Tanah Merah, Bangkalan. ”Kelakuan wasit terlalu vulgar, sangat mudah dibaca. Sehingga, sangat mengganggu jalannya pertandingan,” ujar pria yang kemarin sore (22/4) menonton langsung jalannya pertandingan P-MU di kandang PSBK.

Hal yang hampir serupa juga disampaikan Kanjeng Yunus. Namun, koordinator Korwil K-Conk Mania Bangkalan yang mengaku memantau hasil akhir pertandingan P-MU kontra PSBK dari kediamannya itu menilai, harus ada protes resmi dari manajemen P-MU ke PT Liga Indonesia (LI). ”Biar tak berulang dan terus berulang. Kalah dapat kita terima, asal dengan cara yang .

Siapa pun akan terima,” ujar Kanjeng Yunus. Namun, pemikiran berbeda dilontarkan Antok Ashadiar. Pegiatbola asal Pamekasan yang sore kemarin tak bisa menyaksikan langsung ke Gelora Soeprijadi Blitar menegaskan, kurang bagus untuk perkembangan tim jika setiap kekalahan selalu wasit yang dijadikan kambing hitam. ”Jadi, kalau wasit yang terus disalahkan, kurang jernih pikiran kita dalam mengevaluasi tim ini,” tegasnya. (radar)