blog_img1

Madura United, Tim yang Tidak Mengedepankan Egoisme dan Individualistis

Fenomena Madura United bisa dibilang anomali. Sebab, tim yang bermarkas (sementara) di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, ini tidak butuh waktu lama untuk membangun kekompakan.


sumber : maduraunitedfc.com

 

 

SEJAK awal Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo diputar, Madura United langsung tampil meyakinkan. Tim besutan Gomes de Oliveira itu membuktikan bahwa mereka layak diperhitungkan.

Sebagai pendatang baru, penampilan Madura United sangat mengesankan. Setidaknya tim-tim raksasa semacam Persib Bandung dan Mitra Kukar pernah merasakan hasil pahit ketika bentrok dengan tim berjulukan Laskar Sape Kerrab ini.

Fenomena Madura United bisa dibilang anomali. Sebab, tim yang bermarkas di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, ini tidak butuh waktu lama untuk membangun kekompakan. Mereka hanya melakukan persiapan selama sebulan untuk mengarungi TSC 2016. Para pemain yang dicomot dari sejumlah tim berbeda juga tidak menjadi kendala.

“Ini semua berkat kerja keras semua komponen di tim ini. Mereka mampu menyatukan visi dan misi dalam waktu singkat. Membangun suasana kekeluargaan, serta mengedepankan profesionalisme,” ujar Gomes de Oliveira, pelatih Madura United.

Gomes juga mengungkapkan keberadaan mayoritas pemain senior di timnya membuat Madura United tidak kesulitan menutupi kekurangan teknis yang sebetulnya masih ada.

“Mereka bisa saling mengisi, memahami satu sama lain, tidak mengedepankan egoisme serta individualistis sehingga apa yang kurang bisa direduksi,” ungkap Gomes, tanpa menyebutkan detail kekurangan timnya.

PERLAKUAN SAMA

Faktor lain yang menjadikan tim ini hingga pekan ke-9 berada di jalur yang benar adalah perlakuan yang sama untuk seluruh pemain, dihapuskannya predikat pemain bintang, dan satu pemain dengan pemain lainnya saling dukung.

“Tak peduli pemain senior atau muda kami perlakukan sama, tentu dengan porsinya masing-masing. Syukur sejauh ini kami berhasil,” kata Gomes.

Soal tajamnya barisan depan tim ini, Gomes lagi-lagi menyatakan kekompakan tim serta latihan keras para pemain yang menyebabkan lini serang mereka sangat produktif. Hal itu bisa dilihat bagaimana mereka tidak egois saat ada peluang mencetak gol.

“Kami selalu mengingatkan agar para pemain memberikan umpan ke teman yang posisinya lebih bebas,” tutur pelatih asal Brasil itu.

Sejauh ini Laskar Sape Kerrab sudah mencetak 11 gol dari sembilan laga di TSC 2016. Tetapi, catatan kebobolan mereka cukup tinggi, yakni 10, sehingga Slamet Nurcahyo dkk hanya surplus satu gol saja.

Di sisi lain, dua petinggi klub, Achsanul Qosasi (Presiden Madura United FC) dan Haruna Soemitro (manajer klub) juga dinilai berpengaruh besar pada performa Fabiano Beltrame dkk.

“Dua orang itulah yang sangat menentukan mau dibawa ke mana tim ini,” ucap Alief Syahfiar, Direktur Bisnis dan Pengembangan Madura United.

Saat ini, Pablo Rodrig Aracil melesat di daftar top scorer Madura United dengan koleksi enam gol. Pemain asal Spanyol ini berada di urutan kedua daftar pencetak gol terbanyak sementara TSC 2016 di bawah striker Barito Putera, Luis Junior, yang mengemas 10 gol. ***